BATUAN SEDIMEN


BATUAN SEDIMEN
Batuaan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari hasil proses sedimentasi/pengendapan , baik secara mekanik maupun secara kimia dan organik.
Batuan sedimen diklasifikasi atas:

A.                Batuan sedimen detrital/klastik
Batuan sedimen detrital adalah batuan sedimen yang berasal dari hasil transportasi padat yang berasal dari pelapukan, tersusun dari berbagai mineral dan partikel batuan dan hasil rombakan.
Tekstur batuan sedimen klastik dipengaruhi oleh ukuran butir, bentuk butir dan susunan butir/komposisi.
Klasifikasi Batuan Sedimen Klastik
(Menurut skala wenwort)
Diameter (mm)
Partikel/fragmen
Material lepas
Material tersemen
> 256
64 – 256
4 – 64
2 - 4
Boulder/bongkah
Couble
Pebble
Granule
Boulder gravel
Couble gravel
Pebble gravel
Granule gravel

Konglomerat

Granule konglomerat
1 – 2
0,5 – 1
0,25 – 0,5
0,125 – 0,25
0,0625 – 0,125
Butir pasir sangat kasar
Butir pasir kasar
Butir pasir sedang
Butir pasir halus
Butir pasir sangat halus
Pasir sangat kasar
Pasir kasar
Pasir sedang
Pasir halus
Pasir sangat halus
Butir pasir sangat kasar
Butir pasir kasar
Butir pasir sedang
Butir pasir halus
Butir pasir sangat halus
0,004 – 0,0625
> 0,004
Partikel lanau
Partikel lempung
Lanau (silt)
Lempung (clay)
Batu lanau
Batu lempung

Catatan :
Untuk partikel berukuran antara 2 – 256 mm yang runcing membentuk batuan breksi dan apabila bulat membentuk konglomerat.

Komposisi dari batuan sedimen terdiri atas :
-          Fragmen, yakni merupakan komponen-komponen besar dalam batuan,
-          Matriks, yaitu merupakan komponen yang lebih halus dan sebagai penyusun utama batuan sedimen (massa dasar),
-          Semen, yaitu merupakan hasil dari larutan kimia yang sering mengalami kristalisasi, antara lain karbonat (kalsit), silika (kuarsa), dan oksida besi.
Beberapa batuan sedimen klastik yang umum dijumpai di lapangan, antara lain :
1)      Konglomerat : terbentuk dari hasil konsilidasi pada material kerikil-kerikil bundar atau kerakal yang direkat oleh semen antara lain silika, oksida besi atau kalsium karbonat.
2)      Breksi : tersusun dari fragmen-fragmen runcing dari batu yang disemen oleh beberapa material yang lebih halus.
3)      Batu pasir : terbentuk dari konsilidasi butir-butir pasir dengan disemen oleh material yang sama biasanya adalah salah satu diantaranya yaitu silika, oksida besi dan karbonat.
4)      Serpih : adalah lempung yang kompak, memiliki struktur perlapisan yang tipis (mudah terbelah) dan disusun oleh terutama mineral kuarsa dan lainnya yang berukuran lempung.
5)      Batupasir : banyak mengandung butiran pasir dari mineral kuarsa, feldspar dan kalsit. Batupasir terdiri dari batupasir murni dan batupasir campuran dengan lanau dan lempung.
6)      Batulanau : batuan sedimen yang berukuran halus, mengandung mineral-mineral kuarsa, feldspar dan lain-lain.
7)      Batu sedimen pyroklastik berupa : breksi vulkanik, aglomerat, tufa lapili, dan tufa.
8)      Batu sedimen tektonik berupa :
-          Breksi sesar : terjadi akibat pengerusan pada waktu terjadi patahan (sesar), dimana fragmen-fragmen, matriks dan semen berasal dari batuan yang tersesarkan.
-          Breksi perlipatan : terbentuk oleh adanya penggeseran antara lappisan batuan.
-          Breksi collapse : terbentuk akibat adanya reruntuhan di dalam kerak bumi.


B.                 Batuan sedimen non klastik
Batuan sedimen non klastik adalah batuan sedimen yang berasal dari pembentukan secara kimia dan secara organik atau kristalisasi larutan kimia misalnya kalsium, potasium dan magnesium.
Batuan sedimen kimia dan organik terdiri dari:
1)      Batugamping : penyusun utamanya adalah kalsium karbonat (CaCO­­­3) atau kalsit.
2)      Dolostone : tersusun dari mineral dolomit yang mengandung unsure Fe/Mg dan rumus kimia.
3)      Batu rijang (chert) : batuan silika berbutir halus tersusun oleh tumbuhan/cangkang radiolarian.
4)      Batu garam : tersusun dari mineral-mineral halit yang terbentuk dari hasil penguapan air danau yang asin (laut mati).
5)      Batubara : terbentuk oleh akumulasi sisa-sisa tumbuhan dalam bentuk gambut(peat), lignit, bituminous dan antrasit.
6)      Yasper : semacam rijang merah yang mengandung mineral hematite, dapat pula terjadi karena proses hidrotermal.
7)      Travertin : tersusun oleh komponen kalsium karbonat yang sulit larut dalam air murni, semacam batugamping yang terbentuk dari hasil pelarutan air  yang mengandung CO2,  dimana unsure-unsur gamping tersebut terendapkan kembali. Contohnya : stalaktit dan stalakmit.
8)      Batu evaporit, contohnya : Gypsum, anhydrite, dan batu garam (Na Cl).

3.                  Batuan metamorf
Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk karena adanya proses metamorfisme, yaitu perubahan batuan yang sudah ada menjadi batuan metamorf karena perubahan tekanan dan temperature yang besar serta aktivitas larutan kimia
Struktur batuan metamorf, terdiri dari :
·         Struktur foliasi adalah suatu kenampakan dari batuan yang pecah-pecah menurut bidang yang sejajar dengan permukaan mineral, akibat perbedaan sifat dari mineral itu sendiri.
·         Struktur unfoliasi adalah struktur yang tidak memperlihatkan adanya mneral pipih tetapi mineral butiran.
·         Struktur kataklastik adalah struktur yang terbentuk karena adanya gaya kinetik/dinamik.
Tekstur batuan metamorf terdiri dari :
·         Kristaloblastik : tekstur yang memperlihatkan adanya perubahan bentuk/komposisi mineral sehingga tekstur asal tidak terlihat lagi.
·         Palimset/sisa/relik : tekstur asli batuan asal masih kelihatan.
Macam-macam batuan mertamorf :
1)      Marmer : hasil metamorfisme dari batuan sedimen karbonat seperti batugamping dan dolostone (batudolomit), penyusun utamanya berupa butir-butir mineral kalsit yang saling mengisi (interlocking).
2)      Geneis : berbutir kasar, struktur folisi, mengandung lensa-lensa kecil dari mineral butiran, seperti kuarsa, feldspar, dan hornblende.
3)      Skis : struktur folisi, tersusun dari mineral-mineral yang berlembar-lembar seperti mika, klorit, talk, dan hornblende, kebanyakan susunannya sejajar. Skis terdiri dari : skis klorit, skis hornblende, dan skis talk.
4)      Batu sabak : berbutir halus dan mudah terbelah, struktur folisi, sehingga dapat dijadikan lembaran-lembaran tipis. Komposisi utamanya terdiri dari klorit, serisit dan kuarsa.
Filit : berbutir halus, struktur foliasi terbentuk dari pemanasan dengan tegangan selama metamorfisme dan banyak mengandung mika,chlorit, kuarsa, magnetit dan zircon

Post a Comment

0 Comments