A. MINERAL
1. Pengertian Mineral
Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam, terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan mempunyai atom-atom yang tersusun secara teratur.
2. Sifat Fisik Mineral
Sifat fisik suatu mineral berhubungan erat dengan struktur kristal dan komposisi kimianya. sehingga dengan mempelajari sifat-sifat fisisnya kita dapat membuat beberapa deduksi mengenai struktur kristal dan komposisi kimianya. Sifat fisika dari mineral dapat/banyak digunakan dalam segi-segi teknik karena pemakaian mineral di dalam industri terutama tergantung pada sifat fisisnya; misalnya pemakaian intan sebagai pengasah yang baik, disebabkan oleh karena kekerasannya yang luar biasa sedangkan pemakaian kwarsa pada alat-alat elektronik. Selain itu sifat-sifat fisis ini juga berguna dalam segi-segi praktis, karena sifat-sifat fisis banyak menolong kita di dalam penentuan mineral.
Dari uraian di atas ternyata sifat-sifat fisik mineral dapat dianggap penting dalam 3 (tiga) aspek yaitu : aspek ilmiah, aspek teknik dan aspek penentuan (determinasi). Sifat-sifat fisik yang perlu diperhatikan untuk keperluan determinasi adalah sbb:
Ø Warna Mineral
Warna mineral adalah warna yang kita tangkap dengan mata bilamana mineral tersebut terkena sinar. Pada umumnya warna mineral ditimbulkan karena penyerapan babarapa jenis panjang gelombang yang membentuk cahaya putih, jadi warna itu timbul sebagai hasil dari pada cahaya putih yang dikurangi oleh beberapa panjang gelombang yang terserap. Misalnya mineral yang berwarna gelap adalah mineral yang secara merata dapat menyerap seluruh panjang gelombanng pembentuk cahaya putih.
Sebab-sebab yang menimbulkan warna di dalam mineral bergantung berbagai hal antara lain:
1. Komposisi Kimia
Contoh : Warna biru dan hijau pada mineral-mineral copper/tembaga sekunder.
2. Struktur Kristal dan ikatan atom
Contoh : Polymorph dari carbon; intan tidak berwarna dan transparan sedangkan grafit berwarna hitam dan opaque.
3. Pengotoran dari pada mineral
Contoh : Calcedon yang berwarna.
Ø Kilap (Luster)
Kilap (luster) merupakan suatu sifat optis yang mempunyai hubungan yang erat dengan peristiwa pemantulan dan maupun pembiasan.
Dua jenis utama dari apda Kilap (luster) yang biasa dimiliki 3 oleh mineral-mineral dikenal dengan sebutan :
1. Kilap logam (Luster metallic)
2. Kilap bukan logam (luster non metallic)
Jika kita tidak dapat/sulit menarik batasan yang nyata/tegas/jelas diantara dua jenis kilap di atas, maka kita nyatakan dengan kilap setengah logam (luster sub metallic).
Hubungan antara kilap dengan indeks bias adalah sbb :
1. Kilap Logam ; mineral-mineral yang dapat menyerap pancaran sinar secara kuat, karena disebabkan oleh sifat opaque atau hampir opaque walaupun mineral-mineral berbentuk sebagai fragmen-fragmen yang tipis (sesungguhnya sudah cukup tembus cahaya bagi sinar infra merah).
Kilap logam dipunyai pada umumnya oleh mineneral- mineral yang berindeks bias lebih besar dari 3 (tiga) terdiri dari logam-logam murni dan kebanyakan dari kelompok sulfida.
Contoh ;
- Antimonite (Sb) - Galena (Pbs)
- Pyrite (FeS2) - Chalcopyrite (CuFeS2)
2. Kilap setengah logam (Luster sub metallic) : terdiri dari mineral-mineral transparant dan translucent dengan indeks bias antara 2,6-3,0.
Contoh :
- Cuprite (Cu2O), n = 2,85
- Cinnabar (HgS), n = 2,91
- Hematite (Fe2O3), n = 3,00
3. Kilap bukan logam : Umumnya terdiri dari beberapa jenis-jenis antara lain :
a. Kilap kaca (Vitreous luster), didirikan oleh mineral-mineral yang mempunyai indeks bias antara 1,9-1,3 meliputi 70% dari semua mineral yang kita kenal termasuk hampir semua silikat, oxylate (carbonate, pospat, sulfat dsb), halida, oksida dan bidroksida dari unsure-unsur ringan seperti Mg dan Al.
Contoh :
- Fluorite (CaF2), n = 1,43
- Kwarsa (SiO2), n = 1,54
- Calcite (CaCO3),
b. Kilap Intan (Diamond Luster/Adamantin Luster: Didirikan oleh mineral –mineral yang mempuyai indeks bias antara 1,9 - 2,6.
Contoh :
- Zirconium (ZrSiO4) n = 1,92
- Cassiterite (SnO2) n = 1,99 – 22,09
- Intan/ diamond (C) n = 2,4 – 2,46
c. Kilap Lemak (Grease Luster), kilap lilin (waxy luster), kilap sutera (Silky luster), kilap mutiara (pearly luster) adalah merupakan variasi dari kilap bukan logam yang disebabkan oleh sifat permukaan yang dapat memantulkan sinar.
Permukaan belahan dari halite (NaCI) mempunyai kilap kaca dalam keadaan segar, tetapi akan berubah menjadi kilap lemak atau lilin apabila sudah tersingkap di udara bebas.
Kilap sutra, dihasilkan oleh mineral-mineral yang terjadi dari kumpulan serat-serat yang sejajar seperti asbes Mg(Si4O18(OH)8 dan beberapa varietas dari gypsun (CaSO42H2O).
Kilap mutiara dihasilkan oleh mineral-mineral yang transparan dengan struktur kisi berlapis dan mempunyai lembaran tipis yang sempurna, dihasilkan oleh pantulan bagian bawah permukaan.
contoh : Talk, Mika, Gypsum, dengan kristal kasar.
d. Kilap Damar (resineous luster), merupakan kombinasi antara warna kuning atau cokelat dengan indeks bias antara 1,8-2,6.
Ø Cerat
Cerat atau warna gores adalah warna yang kita dapatkan bilamana mineral kita goreskan pada keping porselin yang kasar permukaannya atau warna mineral bila ditumbuk halus. Banyak mineral yang mempunyai warna yang sama dengan warna goresnya seperti cinuabar berwarna merah, magnetit berwarna hitam dan sebagainya. Dan adapula mineral yang mempunyai warna gores yang berbeda dengan warna mineralnya seperti hematite berwarna abu-abu – hitam goresnya merah, pyrite warna kuning pucat-kuning warna goresnya hitam dan sebagainya.
Kebanyakan mineral transparan dan translucent mempunyai gores berwarna putih. Mineral-mineral berwarna gelap dengan kilap bukan logam biasanya mempunyai gores yang lebih terang dari warna mineralnya, sedangkan mineral-mineral dengan kilap logam sering mempunyai gores lebih gelap dari warnna mineralnya.
Ø Belahan (Cleavage)
Belahan adalah kecenderungan suatu mineral yang karena pengaruh mekanis, seperti pemukulan atau penekanan akan terbelah-belah dan tidak hancur pada arah yang tertentu, sehingga didapatkan permukaan yang rata dan licin atau dengan kata lain jika suatu kristal/mineral mengalami suatu gaya atau strain dan melampaui batas elastisitas dan plastisnya, maka akan terbelah sejajar dengan permukaan mineral atau pecahnya sepanjang permukaan yang berhubungan struktur kristalnya.
Berdasarkan kwalitas belahan, maka belahan mineral dapat dikelompokkan menjadi :
1. Belahan sempurna (perfect), dijumpai pada mineral yang belahannya sepanjang bidang belahan dengan permukaan licin dan berkilauan, sulit terbelah kecuali pada bidang belahannya.
Contoh : Kalsit (CaCO3) dan Muskovit (KAl2Si3O10(OH)2)
2. Belahan bagus (Good), mineral dengan belahan bagus apabila terbelah memanjang bidang belahan, tetapi dapat pula secara melintang.
Contoh : Feldspar.
3. Belahan tertentu (distinct), kebanyakan dapat dilihat sepanjang bidang belahan, tatapi juga dijumpai pada kedudukan lain, akibatnya permukaan belahan itu sendiri jarang ada yang besar.
Contohnya : Scapolite
4. Belahan tidak jelas (indistinct), memberikan pecahan yang nampak seperti belahan, dalam pemeriksaan yang teliti digolongkan sebagai belahan.
Contoh : Beryl (Be3Al2(Si6O18).
Sedangkan berdasarkan arah belahannya terhadap kedudukan kristalografinya, maka dapat dibagi atas :
1. Belahan satu arah, dijumpai pada mineral yang berbentuk pipih.
Contoh : Mika Group.
2. Belahan dua arah, dijumpai pada mineral-mineral berbentuk prismatic.
Contohnya : Pyroksin Group, Amphibol Group, Feldspar dll.
3. Belahan 3 arah, dijumpai pada mineral-mineral Rhombohedral dan Orthorombik.
Contohnya : Mineral Orthorombik : - Barite (BaSO4)
- Anhydrite (CaSO4)
- Celestite (SrSO4)
Mineral Rhombohedral : - Calsite (CaCO3)
- Dolomite (CaMg(CO3)2)
- Magnesite (MgCO3)
- Siderite (FeCO3)
4. Belahan 4 arah, dijumpai pada mineral-mineral isometric dan tetragonal.
Contoh : Mineral Isometrik : - Fluorite (CaF2)
- Diamond (C)
Mineral Tetragonal : - Scapolite
5. Belahan 6 arah, dijumpai pada mineral-mineral isometric.
Contoh : - Sphalerite (ZnS)
- Sedalite (Na4(AlSiO4)3Cl)
Ø Pecahan (Fracture)
Pecahan adalah keretakan mineral yang didapat tidak melalui suatu bidang tertentu, sehingga arah pecahan tidak teratur dan tidak rata.
Pecahan dari mineral dapat dibedakan atas :
1. Concoidal fracture, apabila pecahannya secara melengkung (menyerupai kurva dan permukaannya licin)
Contoh : - Kwarsa (SiO2) - Fiter
- Opal - Obsidian
2. Hacklysfracture, apabila pecahannya menyerupai gigi, seperti pecahan besi, tajam-tajam dan tidak teratur.
Contoh : - Silver (Perak) Ag
- Copper (Tembaga) Cu
- Iron (Besi) Fe
3. Even, bidang pecah agak kasar, tetapi kecil-kecil masih mendekati bidang datar.
Contoh : - Mika
4. Uneven atau irregular fracture, apabila pecahannya kasar dan permukaannya tidak teratur.
Contoh : - Cerargyrite (AgCl)
- Gypsum (CaSO42H2O)
Ø Kekerasan (Hardnes)
Kekerasan mineral umumnya didefenisikan sebagai daya tahan suatu mineral terhadap suatu goresan (scratching). Biasanya secara praktis dalam bidang mineralogi untuk mendapatkan kekerasan suatu mineral dilakukan dengan cara menggoreskan mineral satu terhadap mineral yang lainnya.
Untuk menguji mineral yang lasim ditentukan dengan menggunakan skala kekerasan dari Mohs seorang sarjna Australia yang menyusun skala menurut tingkat kekerasan relatifnya mulai dari kekerasan yang terlunak sampai yang keras (kekerasan 1-10) pada tahun 1822. Penentuan keras mineral ialah dengan skala Mohs manakah yang memberikan cerat/goresan pada mineral yang diselidiki dan manakah yang tidak. Jadi, kalau satu mineral dapat dicerat dengan skala keras 7 (kwarsa) tetapi tidak dapat dicerat dengan skala keras 6 (feldspar), maka keras mineral tersebut ialah 6,5 atau antara 6 dan 7. Penentuan mineral tersebut harus sependek mungkin (0,5cm) dan harus searah, mengingat bahwa kekerasan mineral pada arah yang berbeda dapat berbeda pula nilainya. Kenyataan ini erat hubungannya dengan arah-arah kristalografinya, umpamanya pada mineral kyanit yang berbentuk batang pada arah panjangnya dengan keras antara 4–5 sedang tegak lurus padanya mempunyai keras 7.
Penentuan keras mineral selain dengan cara penceratan tersebut dapat pula dengan cara-cara pengasahan (grinding method), penggoresan (abrasion Method) cara penekanan (indenting method), sehingga nilai kekerasan tersebut dapat berbeda-beda menurut cara yang digunakan.
Cara menentukan kekerasan dilakukan dengan menggoreskan mineral skala keras Mohs pada mineral yang kita selidiki. Agar tidak merusak mineral-mineral skala keras, dalam penentuan kekerasan kita dapat memulai menguji kekerasan mineral yang diselidiki dengan mineral skala keras yang paling keras dalam hal ini adalah intan dan selanjutnya secara bertahap kita turunkan pengujian dengan mineral skala keras seperti tersebut tadi. Jadi kekerasan mmineral skala keras yang dipakai untuk mengujinya.
Jangan hanya menguji pada muka mineral saja, uji juga bagian muka lainnya sebab kemungkinan mineral tersebut kekerasannya tidak seragam pada segala arah.
Jika kita berada di lapangan, dapat mengadakan tes pengujian kekerasan pada batas-batas tertentu dengan mempergunakan perbandingan sbb :
- Kuku jari-jari kekerasan (H) = 2 -2,5
- Tang Logam kekerasan (H) = 3,0
- Kikir baja kekerasan (H) = 6,5
- Intan kekerasan (H) = 10
- Pecahan Botol kekerasan (H) = 5,5
Ø Kekenyalan (Tenacity)
Kekenyalan merupakan sifat dalam dari suatu mineral yang merupakan daya tahan mineral terhadap usaha pemecahan, pemotongan, dan lengkungan atau sobekan pendek.
Kekenyalan mineral dapat dibedakan menjadi :
1. Brittle : Mineral dapat hancur atau menjadi seperti tepung
Contoh :
- Arsenit (AS)
- Bismut (Bi)
2. Sectil : Mineral dapat dipotong menjadi lembaran tipi dengan mempergunakan pisau lipat.
Contoh :
- Argentite (Ag2S)
- Chalcocite (Cu2S)
- Bismuth (Bi)
3. Malleable : Mineral dapat ditempa menjadi lembaran atau lempengan tipis.
Contoh :
- Gold (Au)
- Silver (Ag)
- Copper (Cu)
- Platinium (Pt)
4. Flexible : Mineral dapat dibengkokan/dilengkungkan, tetapi bila gaya yang bekerja pada mineral tersebut sudah tidak ada, mineral tersebut tidak dapat kembali pada keadaan semula (seperti sebelum dibengkokkan).
Contoh :
- Brucite Mg(OH)2
- Chlorite Mg3(Si4O10)(OH)2Mg3(OH) 6
- Talk Mg3(OH)2Si4O10
5. Elastic : Mineral bila dibengkokkan dapat kembali pada keadaan semula bila gaya yang bekerja sudah tidak ada lagi
Contoh:
- Muscovit KAL2(ALSi3O10)(OH)2
- Biotit K(Mg,Fe)3ALSi3O1O(OH)2
6. Ductil : Mineral dapat digores dengan kawat.
Contoh :
- Gold (Au)
- Silver (Ag)
- Copper (Cu)
Ø Diapanaety
Diapanaety adalah merupakan sifat yang dimiliki oleh beberapa mineral yaitu kemampuan suatu mineral untuk memindahkan cahaya.
Diapanaety dapat dikelompokkan menjadi:
1. Transparan; apabila suatu mineral diletakkan benda di bawahnya, maka benda tersebut dapat dilihat dengan jelas.
Contoh: - Kuarsa
- Muskovit.
2. Translucent; Suatu mineral dapat memindahkan cahaya, tetapi benda yang berada di bawahnya tidak dapat dilihat dengan jelas.
Contoh: Gypsun, Sulfur, Fluorite.
3. Opaque; adalah sifat suatu mineral yang tidak dapat memindahkan cahaya.
Contoh: - Hemetite
- Magnetite
Ø Berat Jenis (Density)
Berat jenis mineral adalah perbandingan antara bobot mineral dengan bobot air dengan volume yang sama. Jika mempunyai berat tiga kali berat air dan volume sama, maka mineral itu memiliki berat jenis tiga.
Kegunaan mengetahui berat jenis mineral untuk keperluan dideterminasi dapat diambilkan contoh di dalam praktik sebagai berikut; dua buah mineral Celestit dan Barit, keduanya mempunyai warna, kilap, cerat, sifat dalam boleh dikatakan sama. Perbedaan terletak pada berat jenisnya yaitu celestit 3,95 dan Barit 4,50. Pada contoh ini dapat kita diketahui betapa penting berat jenis untuk diketahui, karena dengan meninjau sifat fisik tersebut kita sudah dapat menduga bahwa dua mineral itu tidak sama.
0 Comments