Keperwiraan Nabi Muhammad SAW

Sifat Keperwiraan Nabi Muhammad SAW

1.  Pemberani

Nabi muhammad SAW. Tidak hanya seorang nabi dan utusan utusan Allah dalam menyiarkan agama. Nabi juga sebagai seorang panglima dan pejuang yang gagah berani, pantang menyerah. Walaupun demikian, beliau dalam berjuang tetap selalu mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan, karenainti dari risalah beliau adalah menjadi rahmat bagi seluruh alam.

2.  Melindungi Umat

Bukanlah kafir Quraisy kalau mereka tidak selalu memusuhi orang-orang Islam. Melihat jumlah kaum muslimin semakin berkembang di Madinah, membuat kaum kafir Quraisy  marah dan semakin menjadi-jadi dalam menekan umat Islam, di Makkah umat Islam diancam dan dikucilkan dalam setiap kegiatan, di Madinah kaum kafir Quraisy menggunakan sekutunya kaum Yahudi untuk menghalangi dakwah Nabi Muhammad SAW dengan menghasut kepada para peziarah yang datang ke Makkah untuk membenci Rasulullah SAW.

Diam diam kafir Quraisy menyusun kekuatan militernya untuk menghancurkan umat Islam. Nabi kemudian membentuk satuan tentara bertujuan untuk melindungi dan mempertahankan diri dari segala ancamankekuatan kafir Quraisy dan sekutu Yahudi, di Makkah atau di Madinah. Satuan tentara yang dibentuk ini, Rasulullah semata mata untuk mempertahankan diri, Bukan untuk menghancurkan musuh.

Sehubungan dengan itu, turunlah wahyu yang memperbolehkan umat Islam untuk mempertahankan diri dari kaum Quraisy dan sekutunya Yahudi. Seperti dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al Hajj ayat 39 : yang artinya :  Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu,

3.  Ahli Siasat Perang

Menurut ahli sejarah, Nabi Muhammad SAW, pernah mengikuti sebanyak 27 kali peperangan. Peperangan yang dilakukan Rasulullah SAW disebut Gazwah, sedang peperangan yang tidak diikuti Rasulullah SAW karena untuk memimpinnya diwakili kepada sahabatnya, disebut Sarriyah. Jumlah Sarriyah ada 28 kali.

a.  Perang badar
Perang Badar terjadi tanggal 17 Ramadhan tahun 2 H, di dekat perigi bernama badar, antara Makkah dan Madinah karena itu peperangan ini terkanal dengan nama perang Badar. Sebab utama terjadinya perang Badar karena kaum kafir Quraisy telah mengusir kaum muslimin dari Makkah.
Ketika kafilah perdagangan kafir Quraisy yan dipimpin oleh Abu Sufyan bin Harb melintasi negeri Madinah, Rasulullah menyuruh mencegatnya di pertengahan jalan, karena harta yang dibawa oleh mereka sebagian besar adalah harta rampasan dari kaum muslimin ketika mereka akan berhijrah ke Madinah.

Segera disusun pasukan islam sebanyak 313 orang yang terdiri dari 210 orang muslim Anshar dan lebihnya dari Muslimin Muhajirin. Bendera pasukan Islam dipegang oleh Mus’ab bin Umair.
Mendengar Rasulullah telah menyiagakan pasukan, Abi Sufyan segera kembali ke Makkah memberikan kepada tokoh kafir Quraisy. Maka Abu Jahal membentuk pasukan berkekuatan 1000 orang yang melindungi kafilah perdagangan mereka dari serangan pasukan Islam.
Rasulullah membentuk regu pengintai untuk menyelidiki kafilah perdagangan. Pasukan kafir Quraisy telah mengawal mereka menuju ke desa Badar. Hal ini segera dilaporkan kepada Rasulullah. Untuk menghadapi kafir Quraisy, Rasulullah bermusyawarah kepada sahabat Muhajirin dan Anshar, dan disepakati untuk segera menuju ke desa Badar untuk menyongsong kedatangan pasukan kafir Quraisy.

Pasukan Islam berkemah dekat sumber air di desa Badar sehingga dengan mudah menghadang pasukan kafir Quraisy dan mencegah mereka untuk mengambil perbekalan air untuk pasukannya.
Sebelum berkecamuk perang antara kedua pasukan, terjadi perang tanding. Majulah dari pasukan kafir Quraisy Al Awad bin Abdul Asad, dapat dikalahkan oleh dari pasukan Islam. Lalu muncul Atabah bin Rabi’ah, Syaiban bin Walid dari pasukan kafir Quraisy dan dapat dikalahkan oleh Hamzah bin Abdul Muthalib, Ali bin Abu Thalib dan Ubaid bin Al Harist. Pasukan Quraisy kemudian menyerbu medan perang, tetapi dapat dikalahkan oleh pasukan

Post a Comment

0 Comments