Pada zaman Rasululloh, hiduplah seorang sahabat yang tekun beribadah. Ia tidak pernah tertinggal mengikuti sholat berjama’ah di masjid bersama Rasulullah. Setiap Rasulullah selesai salam pasti beliau akan melihat Tsa’labah dibelakangnya. Namun aneh sahabat Tsa’labah ini, begitu selesai salam ia langsung berdiri dan meninggalkan masjid. Ia tidak pernah zikir bersama-sama Rasululloh.
Suatu saat Rasulullah bertemu Tsa’labah si suatu tempat. Belaiu menanyakan keanehan tingkah laku Tsa’labah tersebut. “ Wahai Tsa’labah, mengapa kamu sholat seperti sholatnya Yahudi saja !”. Mendapat teguran seperti itu Tsa’labah menjawab “ Apa maksudmu. Ya Rasululloh”. Kemudian Rasululloh berkata lagi “ sering aku lihat setiap selesai sholat kamu langsung berdiri dan pergi, kamu tidak pernah duduk berzikir dan berdo’a bersamaku wahai Tsa’labah”.
Kemudian Tsa’labah bercerita mengapa ia tidak berzikir dan berdo’a bersama di masjid. Ia adalah seorang sahabat yang miskin, Ia hanya mempunyai sepotong kain yang dipakai bersama istrinya untuk menunaikan sholat. Karena istri di rumah sudah menunggunya untuk memakai kain yang ia kenakan maka buru-buru ia meninggalakan masjid setelah selasai salam. Mendengar keluh kesah Tsa’labah, Rasulullah buru-buru meminta maaf kepada Tsa’labah karena sudah berburuk sangka.
Atas keadaan yang dialaminya, kemudian Ts’alabah meminta kepada Rasululloh untuk mendo’akannya agar menjadi orang yang kaya. Ia tahu bahwa do’a Rasulullah pasti dikabulkan Alloh. Ia berjanji apabila menjadi orang kaya akan lebih tekun beribadah dan berzakat, pasti pahalanya akan lebih besar. Mendengar permintaan Tsa’labah, Rasululloh kemudian berkata “ Wahai Tsa’labah ! harta yang yang sedikit dengan diikuti rasa syukur itu lebih baik bagimu dari pada harta yang banyak tetapi tidak bisa mensyukurinya”. Mendengar jawaban Rasulullah, Tsa’labah pulang dengan hati yang kecewa.
Keesokan harinya, Tsa’labah datang menemui Rasululloh dengan permintaan yang sama. Karena Tsa’labah memaksa, akhirnya Rasululloh mengabulkan permintaannya. Beliau berdo’a kepada Alloh agar Tsa’labah dikaruniai kekayaan yang melimpah. Kemudian Rasulullah berkata “ Peliharalah dua pasang kambing ini baik-baik. Insyaalloh dengan kesungguhanmu Alloh berkenan memberi karunia kekayaan yang melimpah”. Akhirnya Tsa’labah pulang ke rumah dengan hati yang riang, Ia yakin bahwa ia akan menjadi orang yang kaya raya.
Kehidupan Tsa’labah mulai berubah. Sepasang kambing miliknya beranak pinak dengan cepat, sehingga jumlah kambingnya sudah tak terhitung lagi. Namun setelah menjadi orang kaya ia lupa akan janjinya. Tsa’labah menjadi jauh dari Alloh, jangankan sholat berjama’ah fardu, sholat jum’at saja sudah lupa. Ia sudah disibukkan oleh pekerjaan dan hartanya, Ia sudah dimabuk harta.
Hingga pada suatu hari Rasululloh bertanya kepada para sahabatnya, “ Kemana Tsa’labah ? Dan apa yang Ia perbuat ? “. “ Tsa’labah disibukkan dengan kambing-kambingnya, ia selalu di tempat pengembalaan,” jawab sahabat-sahabatnya. “Celaka Tsa’labah” seru Rasulullah.
Pada suatu hari Rasulullah mengutus dua sahabatnya untuk menarik zakat mal dari Tsa’labah. Tasa’labah tidak mau memberinya seraya berkata, “Ini Hanya pajak, pulanglah dulu nanti akan aku pikir-pikir dan hitung-hitung dulu.” Kedua utusan itu kemudian pulang dengan tangan kosong, seraya melaporkannya kepada Rasulullah. Seketika itu Beliau berkata, “ Celaka,celaka, sungguh celaka Tsa’labah !”
Demikianlah kekufurun Tsa’labah terhadap nikmat Alloh. Ia tidak bisa mensyukuri karunia Alloh. Karunia harta kekayaan yang ia dapatkan tidak menjadikan ia lebih dekat kepada Aloh, sebgaimana janjinya kepada Rasulullah. Bahkan sebaliknya Ia menjadi manusia yang ingkar dan sangat kikir, Ia beranggapan bahwa harta yang dimilkinya adalah hasil dari jerih payah dan usha keras, ia tidak ingat lagi akan do’a dari Rasulullah. AkhirnyaTsa’labah pun mati dalam keadaan dimurkai Alloh dan RasulNya.
Akhlak Tercela yang dimiliki Tsa’labah
Akhlak tercela yang harus dihindari
0 Comments